SHARE

Dalam pidatonya, Mensos Risma mengungkapkan dalam menyambut kemerdekaan harus juga menjunjung persatuan meski dengan segala macam perbedaan yang mewarnai.

CARAPANDANG - Upacara peringatan HUT RI ke-78 di lapangan kantor Kementerian Sosial RI dimeriahkan dengan berbagai macam pakaian adat dari seluruh Indonesia.

Menteri Sosial Tri Rismaharini selaku pemimpin upacara turut juga mengenakan busana adat Palembang.

Dalam pidatonya, Mensos Risma mengungkapkan dalam menyambut kemerdekaan harus juga menjunjung persatuan meski dengan segala macam perbedaan yang mewarnai. 

“Dengan momentum kemerdekaan ini, kita harus ingat bahwa kita memang berbeda. Kita memang berbeda, dari sisi apa pun. Tuhan menciptakan manusia dengan sidik jari berbeda, tidak ada satu pun yang sama. Tapi bukan berarti kita tidak boleh bersatu. Kita memang berbeda-beda, berbeda dari sisi suku, agama, keyakinan dan lain-lain, tapi kita harus tetap dalam berada dalam koridor persatuan,” ungkapnya.

Lebih jauh Mensos Risma mengungkapkan keprihatinannya saat mengingat jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan RI 78 tahun silam. Mensos mengingatkan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh terpecah belah, apalagi mengingat pengorbanan para pahlawan.

“Kita adalah bangsa yang besar. Jangan sampai kita terpecah belah. Semua pejuang telah merelakan apa yang mereka miliki agar kita bisa merasakan hidup saat ini. Saya yakin itu tidak mudah bagi para pahlawan yang telah gugur, para veteran dan bahkan keluarga mereka,” Mensos berucap dengan mata yang berkaca penuh rasa prihatin.



Mensos Risma memaknai peringatan kemerdekaan RI ini sebagai pemenuhan hak bagi seluruh manusia yang telah lahir ke dunia. Baik warga miskin, disabilitas, maupun lansia, mereka semua memiliki hak yang sama. Ia menambahkan, kemerdekaan berarti semua fasilitas harus bisa diakses oleh semua orang tanpa kecuali. 

“Tidak boleh ada penolakan (dalam mengakses fasilitas Kesehatan) saat ada warga sakit. Anak-anak pun harus bisa bersekolah meskipun tidak punya seragam. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap anak,” katanya.

Lapisan berpendapatan rendah pun, berhak meraih keberhasilan. “Maka ruang dan kesempatan untuk berhasil harus diberikan sama rata. Meski orang miskin, disabilitas, lansia semua miliki hak dan kesempatan untuk berhasil. Orang bisa hidup di kutub, di negara kita yang kaya ini pasti juga bisa berhasil,” imbuhnya.

Menanggapi pidato Presiden Joko Widodo mengenai bonus demografis, Mensos Risma pun mengingatkan bahwa semua anak punya potensi. Ia yakin, setiap orang diberikan kelebihan dan kekurangan. “Bila ada keinginan untuk berusaham semua orang pasti bisa berhasil,” katanya.



Risma pun mencontohkan anak-anak disabilitas yang sekaligus merupakan penerima manfaat di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi. Mereka yang tergabung dalam Marching Band Disabilitas Netra (Disnet Band) ini turut tampil mengiringi pengibaran sang Merah Putih di Kantor Kementerian Sosial RI. 

Mereka juga turut menyemarakkan peringatan dengan menampilkan beberapa lagu kebangsaan. Mensos menyampaikan apresiasinya kepada anak-anak disabilitas netra yang telah berani tampil dalam peringatan HUT RI ke 78 ini. “Terima kasih anak-anakku semua. Kekuranganmu tidak menutupi kelebihanmu,” pujinya kepada para pemain Disnet Band itu.

Dalam upacara peringatan HUT RI ke-78 yang berlangsung dengan khidmat ini, Mensos pun berkesempatan untuk menyematkan Anugerah Tanda Kehormatan Satya Lancana bagi para pegawai Kementerian Sosial yang telah mengabdi selama 10, 20, dan 30 tahun. Diketahui sebanyak 277 pegawai Kementerian Sosial menerima Anugerah Tanda Kehormatan SatyaLancana ini.



Tags
SHARE