CARAPANDANG.COM- Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases, penggunaan antibiotik secara berulang, terutama pada masa kanak-kanak, dapat menimbulkan konsekuensi.
Ditulis laman Medical Daily, Kamis (17/4), para peneliti menemukan bahwa paparan antibiotik yang sering pada anak-anak dapat mengganggu keseimbangan mikroba usus yang rapuh, yang menjadi pemicu berbagai kondisi alergi di kemudian hari, termasuk asma, alergi makanan, dan demam serbuk sari.
"Antibiotik memainkan peran penting dalam memerangi infeksi bakteri, tetapi dokter harus berhati-hati saat meresepkan antibiotik kepada anak di bawah usia 2 tahun, karena penggunaan yang sering dapat memengaruhi hasil kesehatan jangka panjang," kata Daniel Horton, penulis utama studi tersebut.
Studi tersebut juga mencatat adanya hubungan antara penggunaan antibiotik dan risiko cacat intelektual, tetapi para peneliti memperingatkan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hubungan ini.
Namun tidak semua kondisi kesehatan anak terkait dengan penggunaan antibiotik, misalnya tidak ada hubungan yang signifikan antara antibiotik dan risiko timbulnya penyakit autoimun seperti penyakit celiac, radang usus, atau juvenile idiopathic arthritis.
Demikian pula, para peneliti tidak menemukan hubungan yang kuat dengan kondisi perkembangan saraf seperti attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau autism spectrum disorder (ASD).