Menurutnya, program kolaboratif tersebut berpotensi menciptakan “jembatan-jembatan baru” antara pemerintah dan masyarakat. Semakin banyak jembatan yang dibangun, semakin kuat pula sistem komunikasi yang terbentuk. Dengan begitu, masyarakat akan lebih memahami arah serta maksud dari setiap kebijakan pemerintah.
Langkah ini dinilai sebagai pendekatan strategis dalam memperkuat kohesi sosial. Di negara yang plural dan dinamis seperti Indonesia, ormas Islam memiliki jaringan hingga ke tingkat akar rumput yang memungkinkan proses transformasi sosial berlangsung secara inklusif dan partisipatif.
Abu juga mengungkapkan bahwa hubungan antara negara dan masyarakat Islam terus berkembang. Oleh karena itu, forum-forum silaturahmi dan sosialisasi bantuan dinilai penting untuk menjaga ritme dialog dan membangun pemahaman bersama.
“Mudah-mudahan dengan pertemuan ini, cerita tentang bagaimana relasi antara negara dengan masyarakat Islam ke depan, akan semakin mendapatkan momentum terbaiknya,” ucap Abu. dilansir kemenag.go.id