Namun, perseroan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp117,84 miliar pada 2024, seiring adanya tekanan margin yang masih menjadi tantangan di tengah proses adaptasi terhadap kondisi pasar dan pembiayaan.
"Namun, beban pokok pendapatan dan beberapa elemen biaya berhasil dikelola lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, yang turut mendukung upaya efisiensi operasional secara menyeluruh," ujar Petrus.
Per 31 Desember 2024, jumlah aset perseroan terkoreksi 4,23 persen (yoy) menjadi senilai Rp2,37 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp2,47 triliun pada akhir 2023.